JALINAN SILATURAHMI ANTAR UMAT BERAGAMA, MERAJUT KEBERSAMAAN HILANGKAN PEMBUAT KEKACAUAN
SRJ NEWS - Dalam Perayaan Paskah Bersama yang
diselenggarakan Musyawarah Antar-Gereja Kabupaten Jember,Yang menjadi ajang
jalinan kebersamaan pemerintah dengan umat Kristiani untuk mencegah kekacauan
Di Gereja bethel indonesia jl mojopahit kaliwates.Senin Malam(7/5/2018).
Ketua Musyawarah Antar-Gereja peringatan paskah di gereja
bethel indonesia jl mojopahit kaliwates Jember Ignatius Sumarwi menyatakan, di
Kabupaten Jember ada gereja yang berbasis Madura. Tata ibadat memakai bahasa
Madura. Kitab suci berbahasa Madura.
Marwi panggilan akrab Ignatius Sumarwi, mengatakan,bahwa
kondisi tersebut merupakan kekayaan yang luar biasa. Hal ini juga harus
dibanggakan bersama di Kabupaten Jember.
“Bukan hanya beragam suku di dalam bermasyarakat, tetapi beragam budaya juga hidup, tumbuh, dan berkembang di dalam gereja,”Ujarnya Marwi.
Lanjut Ia menilai,Adapun keberagaman yang berkumpul dalam gereja itu memiliki potensi luar biasa untuk mencegah terjadinya benturan antar-budaya dan agama.
“Maka dengan kondisi itu di Jember, meski ada isu dan rumor dari pihak-pihak yang sengaja ingin membenturkan antar-budaya dan agama yang ada di Jember, itu tidak akan pernah mempan,” tegasnya.
“Bukan hanya beragam suku di dalam bermasyarakat, tetapi beragam budaya juga hidup, tumbuh, dan berkembang di dalam gereja,”Ujarnya Marwi.
Lanjut Ia menilai,Adapun keberagaman yang berkumpul dalam gereja itu memiliki potensi luar biasa untuk mencegah terjadinya benturan antar-budaya dan agama.
“Maka dengan kondisi itu di Jember, meski ada isu dan rumor dari pihak-pihak yang sengaja ingin membenturkan antar-budaya dan agama yang ada di Jember, itu tidak akan pernah mempan,” tegasnya.
Benteng untuk mencegah benturan tersebut, lanjut Marwi, karena kehidupan insan beragama dalam berbangsa dan bermasyarakat telah membaur melalui budaya, suku, etnik.
Sementara itu, Wakil Bupati Jember Drs. KH. Abdul Muqit Arief yang memberikan sambutan usai Marwi menegaskan apabila kebersamaan dirajut dengan harmonis, maka pembuat kekacauan tidak akan ada.
“Ada pepatah, dua muara bertemu maka sampah. Jadi jika kita merajut kebersamaan, semua pembuat kekacauan di Jember tidak akan ada,” terang pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Silo ini.
Lanjut Wabup K.H. A.Muqiet pun menyampaikan,Bahwa rasa bangga bisa menghadiri perayaan Paskah Bersama sebagai seorang saudara.
"Lebih nikmat jika diakui sebagai saudara, bukan sebagai pejabat. Karena sebagai saudara akan lebih melekat untuk di kemudian hari,” sampainya Wabup Kiai Muqit.
Wabup KH. A.Muqit juga mengungkapkan rasa bangga dengan pergaulan multi-etnik, ras, agama yang tidak sedikit pun menjadi hambatan untuk bersama-sama membangun Jember menjadi lebih baik.
“Sebagai insan beragama yang meyakini dengan adanya Tuhan YME, di agama apapun, tentunya diajarkan pada umat yang beragama Kristen dan Katolik sangat ditekankan saling kasih saying. Tidak ada alasan untuk membenci sesama saudara beragama,” pungkas Wabup.(Yunkz)
dengan silaturahmi, dan sikap saling menghargai, mari bersama sama membangun jember yang lebih baik lagi....mantap pak wabub
BalasHapus