Tanpa Dana Hibah, Harga Tiket Jember Fashion Carnaval Naik
Jember (beritajatim.com) - Penyelenggara Jember Fashion Carnaval akan meningkatkan harga tiket untuk menutup biaya operasional, menyusul keluarnya rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang tidak memperkenankan panitia memperoleh dana hibah dari APBD Kabupaten Jember tahun ini.
Jember Fashion Carnaval adalah karnaval fesyen jalan terbesar di dunia yang menggunakan jalan raya sebagai catwalk sepanjang 3,6 kilometer. Tahun ini, JFC memasuki tahun penyelenggaraan ke-16. Wakil Presiden JFC Suyanto mengatakan, penyelenggaraan membutuhkan biaya hampir Rp 2 miliar. Tahun ini, APBD sebenarnya menganggarkan Rp 500 juta untuk dana hibah kegiatan tersebut.
Kekurangan dana operasional ditutup dari hasil penjualan tiket dan road show atau pertunjukan di sejumlah kegiatan nasional dan internasional. Dengan tidak adanya dana hibah, Suyanto memastikan akan berdampak pada harga tiket penonton. "Kalau dulu 20-25 persen dijual dan 75 persen tiket digratiskan. Kalau sekarang mungkin ditingkatkan. Itu salah satu cara saja. Show must go on (pertunjukan harus tetap berlangsung)," katanya.
Menurut Suyanto, segala ihktiar harus dilakukan. "Ke depan pun kami akan mulai berusaha dengan sponsorship, karena JFC harus menjadi even berstandar internasional dan itu diperlukan pendanaan luar biasa. Bukan hanya kontennya. Diselenggarakan berstandar internasional itu pasti dananya luar biasa dan itu tidak mungkin tanpa peran sponsor," katanya.
Namun kendati menggandeng sponsor, JFC tetap akan menyediakan area yang nyaman bagi fotografer untuk mengambil gambar tanpa terganggu dengan papan reklame. "Di luar area itu, kami punya (catwalk) sepanjang 3,6 kilometer. Mungkin di rute karnaval bisa melibatkan teman-teman sponsor," kata Suyanto. [wir/ted]
Jember Fashion Carnaval adalah karnaval fesyen jalan terbesar di dunia yang menggunakan jalan raya sebagai catwalk sepanjang 3,6 kilometer. Tahun ini, JFC memasuki tahun penyelenggaraan ke-16. Wakil Presiden JFC Suyanto mengatakan, penyelenggaraan membutuhkan biaya hampir Rp 2 miliar. Tahun ini, APBD sebenarnya menganggarkan Rp 500 juta untuk dana hibah kegiatan tersebut.
Kekurangan dana operasional ditutup dari hasil penjualan tiket dan road show atau pertunjukan di sejumlah kegiatan nasional dan internasional. Dengan tidak adanya dana hibah, Suyanto memastikan akan berdampak pada harga tiket penonton. "Kalau dulu 20-25 persen dijual dan 75 persen tiket digratiskan. Kalau sekarang mungkin ditingkatkan. Itu salah satu cara saja. Show must go on (pertunjukan harus tetap berlangsung)," katanya.
Menurut Suyanto, segala ihktiar harus dilakukan. "Ke depan pun kami akan mulai berusaha dengan sponsorship, karena JFC harus menjadi even berstandar internasional dan itu diperlukan pendanaan luar biasa. Bukan hanya kontennya. Diselenggarakan berstandar internasional itu pasti dananya luar biasa dan itu tidak mungkin tanpa peran sponsor," katanya.
Namun kendati menggandeng sponsor, JFC tetap akan menyediakan area yang nyaman bagi fotografer untuk mengambil gambar tanpa terganggu dengan papan reklame. "Di luar area itu, kami punya (catwalk) sepanjang 3,6 kilometer. Mungkin di rute karnaval bisa melibatkan teman-teman sponsor," kata Suyanto. [wir/ted]
Sumber:http://m.beritajatim.com/politik_pemerintahan/301390/tanpa_dana_hibah,_harga_tiket_jember_fashion_carnaval_naik.html
Post a Comment