Header Ads

WABUP : MELALUI AQLIYAH DAN SYARIYAH UNTUK MEMBANGUN LEBIH BAIK LAGI




SRJ NEWS - Wakil Bupati KH.A. Muqiet Arief berikan Kajian Dhuha hidayah Ilhamiyah Atau Hidayah berupa Ilham,dimana Hidayah ini sudah didapatkan manusia Lebih rinci dijelaskan bahwa hidayah itu ada tiga. Pertama, hidayah ilhamiyah atau hidayah berupa ilham,Di masjid Raudhatul Muchlisin Condro kaliwates Jember.Minggu( 10/06/2018 ).

Setiap orang selalu meminta hidayah kepada Allah SWT. Permintaan ini diungkapkan minimal 17 kali dalam setiap shalat wajib.
Wabup menyontohkan ketika tertinggal bis yang akan mengantar pulang, namun kemudian mendapatkan kabar bis yang pergi itu mengalami kecelakaan.

Kedua,  hidayah aqliyah. Hidayah dalam bentuk akal.

"Jarum kita masukkan air tenggelam, tetapi kapal yang puluhan ton tidak tenggelam," ujarnya Wabup

Lanjut Ketiga, hidayah diniyah syariyah. Hidayah dalam bentuk ajaran ajaran melalui Nabi Muhammad SAW.

"Sehingga kita mengetahui mana yang hak dan batil," terang pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Silo ini.

Menurut Kiai Muqit, panggilan akrab Wabup, kita tidak bisa mengandalakan akal saja. Perlu bersama dengan hidayah diniyah syariyah.

"Hanya mengandalkan aqliyah, tanpa syariyah, rasa-rasanya pembangunan yang direncanakan tidak akan mengantarkan kepada kehidupan yang lebih kebaikan," tutur Kiai Muqit dalam forum kajian dhuha Masjid Roudhatul Muchlisin Condro.

Lalu Contoh umat yang hanya mengandalkan akal saja yakni saat jaman jahiliyah.

"Manusia dalam jaman  bukan bodoh-bodoh amat. Perdagangan sudah antar-negara. Tapi tidak mengenal mana yang hak dan batil," kata Wabup.
Semetara itu,KH Mushoddiq Fikri Pengasuh Masjid Roudhatul Muchlisin Condro dikajian Dhuha ini sekaligus pengasuh Pondok Resantren Riyadus Sholihin, Jember Kidul.menegaskan Dalam ceramahnya, yang mengangkat tema.

"Jangan Kau Rusak Tenunanmu." Tegasnya.

Lanjut Gus Fikri panggilan Akrabnya,menyampaikan bahwa Ibadah selama bulan Ramadahan seumpama sebuah tenunan.

"Mengajak umat Islam untuk giat beribadah selama satu bulan pada Bulan Ramadhan",jelasnya Gus Fikri.

Lalu Ia berpesan, bahwa setelah bulan Ramadhan berlalu, umat Islam untuk tetap istiqomah dalam menjalankan ibadahnya, serta tidak merusak ibadah di bulan Ramadhan ini dengan perbuatan-perbuatan yang bisa menghapus kebaikan selama puasa.

"Mari kita bekerja selama sebulan, dan biarkan Allah SWT bekerja selama sebelas bulan berikutnya untuk kita," pungkasnya Gus Fikri.(Yunkz).
 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.